BalikpapanHeadline

Jelang Pemilu Makin Banyak Berita Hoax, Ini Yang Harus Dilakukan

CATATAN KABID HUMAS POLDA KALTIM
KOMBES POL. ADE YAYA SURYANA, S.IK, MH

Upaya memberikan kejelasan, pengertian dan menangkal makin meluasnya penyebaran berita hoax dan ujaran kebencian terus dilakukan oleh Polda Kaltim dengan melakukan beragam sosialisasi terkait.

Apalagi pelaksanaan Pemilu semakin dekat, yang biasanya juga disertai dengan makin maraknya berita hoax dan ujaran kebencian di media sosial. Sehingga dipandang perlu melakukan sosialisasi menggunakan beragam media, salah satunya catatan ini.

Peredaran hoax sekarang sudah menjadi ancaman serius bagi negeri ini. Karena, ada oknum bahkan sekelompok masyarakat yang kontra terhadap kebijakan pemerintah dan memanfaatkan situasi dengan memperkeruh suasana.

Untuk memastikan sebuah berita itu hoax atau bukan, sebenarnya ada banyak cara. Dari sekian banyak cara tersebut, saya rangkum menjadi 5 poin penting, seperti berikut:

1. Hati-hati dengan Judul Provokatif

Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat.

Oleh karenanya, apabila menjumpai berita dengan judul provokatif, sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda.

Dengan demikian, setidaknya Anda sebagai pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.

2. Cermati Alamat Situs

Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.

Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita.

Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.

3. Periksa Fakta

Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat.

Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.

Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.

4. Cek Keaslian Foto

Di era teknologi digital saat ini, bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.

Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.

5. Ikut Serta Diskusi Publik Anti-Hoax

Polda Kaltim pernah menggelar Diskusi Publik dalam rangka pencegahan konten negatif di media sosial, termasuk hoax, tepatnya Rabu (10/10/2018) pagi di Hotel Novotel Balikpapan.

Forum sejenis ini penting untuk dirutinkan agar pengarahan dan penambahan wawasan terhadap konten negatif bisa sampai ke seluruh elemen masyarakat.

Dengan begitu, kita bisa sama-sama mengkontrol dan segera melaporkan ketika ada konten-konten negatif maupun penyebaran hoax di media sosial. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *