MEMBUMIKAN SEMBOYAN BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH
OLEH: MUHAMMAD NADZIR (Dosen Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Balikpapan)
Negara Indonesia memiliki warisan peradaban yang sangat luhur dan maju, hal tersebut dikarenakan secara historis dinusantara telah berkembang nilai-nilai kemajuan peradaban manusia, mulai dari bidang arsitektur, ilmu pengetahuan umum, toleransi beragama, sistem pengelolaan pemerintahan dengan sistem monarki yang hari ini pada sisi tertentu, dinyatakan sebagai sistem pemerintahan yang terbaik dibandingkan dengan sistem pemerintahan totaliter dan demokrasi. Sistem pemenuhan kebutuhan individu dan kelompok, sistem hukum, kerjasama antar warga, penghormatan nilai-nilai kemanusiaan, seni dan sastra budaya, pola pertanian dan cocok tanam yang maju dan senantiasa berkembang sehingga dikenal sebagai negara agraris dan sisi-sisi peradaban manusia yang lainnya.
Salah satu nilai peradaban yang tinggi dan dimiliki negara Indonesia adalah khasanah pola pendidikan karakter anak negeri dengan model pengajaran semboyan-semboyan bangsa Indonesia, seperti Bhinneka Tunggal Ika, Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh. Semboyan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh secara teks bahasa hanya terdiri dari 6 (enam) kata dan sekilas terlihat sangat sederhana, akan tetapi memiliki makna dan kandungan filosofi yang sangat mendalam bagi kemajuan negara Indonesia. Semboyan yang telah dikenalkan oleh guru-guru yang mulia sejak sekolah taman kanak-kanak, dihapalkan sejak sekolah dasar, dihayati dan diamalkan sejak sekolah menengah pertama dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jika dihayati dan diamalkan dengan baik oleh segenap anak negeri, maka akan terwujud kekuatan yang dahsyat yang akan mampu menjadikan negara Indonesia, menjadi negara yang super power dikancah peradaban dunia baik untuk saat ini maupun dimasa yang akan datang.
Ragam suku, budaya, agama, serta bahasa yang dimiliki negara Indonesia yang terjelma dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, tidak untuk dibesar-besarkan dari sisi perbedaannya akan tetapi untuk dikembangkan sikap toleransi, dicari persamaannya dalam mengawal dan mewujudkan cita-cita negara yang merupakan cita-cita bersama bangsa Indonesia menjadi negara yang adil dan makmur sejahtera. Usia 74 tahun kemerdekaan negara republik Indonesia dirasa sebagai usia yang sudah cukup matang dan memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam perjalanan membangun negara dengan menghindarkan konflik dan menyatukan tekat, bersatu membangun negara berdasarkan semboyan bersatu kita teguh dan bercerai kita akan runtuh, hendaknya terpatri dalam diri masing-masing warga negara untuk tidak saling menyakiti dan mencederai nilai-nilai luhur yang terpatri dalam falsafah Pancasila sebagai idiologi negara.
Aktualisasi semboyan “Bersatu Kita Teguh Bercerai kita Runtuh” dengan bekerja dan beramal sesuai dengan bidang dan keahlian tiap-tiap individu masing-masing dan tidak saling menjelekkan dan mengolok antara satu individu dengan individu yang lainnya sebagai sesama anak bangsa, akan jauh lebih baik dan bermanfaat bagi pribadi, keluarga, lingkungan sekitar dan pada gilirannya akan bermanfaat bagi bangsa dan negara. Seperti peran bagi seorang guru dan dosen yang giat beramal mengajarkan ilmunya kepada siswa dan mahasiswa, mengadakan penelitian-penilitian dan mengabdikan ilmu pengetahuannya untuk kemajuan mansyarakat, bangsa dan negara menuju kearah perubahan yang lebih baik. Bagi Tentara Nasional Indonesia berdisiplin menjaga keamanan nasional dari ancaman-ancaman musuh negara yang akan menginfiltrasi negara secara fisik melalui senjata dalam model penjajahan modern, maupun mengilfitrasi melalui soft war, melalui media informasi dan melalui perang psikologi yang dapat melemahkan kekuatan sendi-sendi persatuan dan kesatuan, kerukunan dan kebersamaan sebagai kekuatan pokok hidup berbangsa dan bernegara. Bagi Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan melakukan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dengan tulus dan ikhlas serta melakukan penegakan hukum sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan kewenangan yang diberikan undang-undang kepada institusinya, sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan teratur. Bagi Petani bekerja dengan sungguh-sungguh menghasilkan produk-produk pertanian yang unggul untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anak negeri dengan harga yang terjangkau. Serta peran-peran profesi lain yang dilakukan secara penuh tanggungjawab dan demi kemajuan negara. Cukup kiranya bagi semua anak bangsa, untuk belajar dari sejarah keruntuhan kerajaan-kerajaan dan kesultanan besar dimasa lampau seperti kerajaan Singosari, Pajajaran, Sriwijaya, Majapahit, Kesultanan Aceh, Kesultanan Demak, Kesultanan Mataram, yang runtuh akibat pertikaian di internal keluarga kerajaan dalam berebut tahta kerajaan yang berakibat runtuh dan hancurnya kejayaan yang dimiliki selama puluhan, ratusan dan bahkan beberapa abad lamanya, pemimpin-pemimpin kerajaan-kerajaan besar tersebut silaf mempertahankan semboyan bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh.
Oleh karenanya belajar dari sejarah tersebut sebagai bagian dari anak negeri yang mendiami negara kesatuan republik Indonesia yang kaya raya dan penuh kedamaian ini, tepat kiranya semua warga negara mengambil hikmah dan pelajaran untuk bersatu padu sekuat tenaga menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, segala permasalahan yang terjadi seperti konflik antar suku, konflik budaya, konflik agama dan konflik antar ras dan golongan sebaiknya diselesaikan secara musyawarah mufakat dengan menjunjung tinggi harkat dan martabak kemanusiaan dan dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia. Mari semua anak bangsa meresapi, memahami dan memaknai dengan sungguh-sungguh semboyan “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” perbedaan dan konflik, secara alamiah akan senantiasa terjadi, namun sebagai anak negeri bagaimana tiap individu menyikapinya dengan arif dan bijaksana. Karena semua rakyat pasti tidak menginginkan negeri yang indah dan damai yang bernama Indonesia ini menjadi hancur akibat bercerai berai, akan tetapi sebaliknya rakyat menginginkan kuatnya persatuan dan kesatuan serta kasih sayang yang tulus sebagai sesama anak bangsa untuk kejayaan Indonesia.