Bersih Nagari Tulungagung Dilaksanakan Setiap 18 November, Ada Makna di Baliknya
Serukaltim.com – Tulungagung, Buceng lanang dan buceng wadon diperebutkan warga Kabupaten Tulungagung, saat diarak dari Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa ke Alun-alun, Senin (18/11/2019).
Buceng lanang adalah tumpeng yang berisi nasi kuning dan aneka lauk pauk, sedangkan buceng wadon berisi hasil pertanian.
Kedua buceng itu bagian dari rangkaian upacara adat Bersih Nagari, dalam rangka hari ulang tahun (HUT) ke-814 Kabupaten Tulungagung.
Menurut Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, bersih nagari memperingati pemberian status perdikan dari Raja Daha, Prabu Dhandhang Gendhis ke tlatah Lawadan.
Saat itu Prabu Dhandhang Gendhis menghadapi serangan dari Raja Blambangan. Prajurit dari Lawadan ikut membantu sang prabu, hingga musuh kocar kacir.
“Pemberian status perdikan itu yang dicatat dalam prasasti Lawadan. Kalau ditarik ke penanggalan masehi, jatuhnya pada 18 November,” terang Maryoto.
Namun ada juga versi lain yang menulis, penetapan hari jadi Tulungagung adala perpindahan ibu kota dari Kalangbret ke Kutoanyar (kota baru).
Pemindahan ini bermula dari wilayah Tulungagung yang dikenal karena ada sumber air yang sangat besar.
Namun sumber air ini bisa disumbat, sehingga genangan air di sekitarnya, menjadi daratan subur seperti sekarang.
“Harapannya dengan bersih nagari ini, ke depan pemerintahan dan pembangunan, pelayanan dan fisik bisa lebih tertata,” sambung Maryoto.
Dalam HUT ke-814 ini, Pemkab Tulungagung memberi ruang untuk kegiatan 3R (reduce, reuse and recycle).
Salah satunya dengan menggelar lomba busana daur ulang.